Aniaya Bawahan,Okum Kepsek SMP di Kamundan Dipolisikan,Keluarga Minta Pelaku Ditahan

Bintuni,sorotpapua.net – sungguh tidak elok,cuman hal sepeleh oknum Kepala Sekolah SMP 1 Atap Kali Tami berinsial TP tegah menganiaya bawahanya berinsial S yang juga mantan Kepala Sekolah.

Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi di rumah korban di Kampung Banjar Ausoy Distrik Manimeri,Kamis(3/8/2023).Korban()resmi membuat laporan di SPKT Polres Teluk Bintuni dengan Nomor STTP/LP/B/158/VIII/2023/Papua Barat/Res.Teluk Bintuni/SPKT

Kepada sorotpapua,net,korban S menceriterakan via tellepon bahwa,awal terjadi penganiayaan di picu masalah inventaris perahu motor tempel.Korban S  sendiri merupakan kepala Sekolah lama di SMP 1 Atap dengan SK Bupati,namun dalam perjalananya Kepala Dinas Pendidikan mengeluarkan nota tugas atas nama TP mengantikan S sehingga tidak ada serah terima tugas,otomtis barang inventaris di ambil satu per-satu.

Ditegaskan korban,untuk mendapatkana perahu motor tempel tersebut merupakan usaha dia dan Frans waktu itu ke Bupati untuk operasional sekolah.

“Setelah perahu motor tempel ditangan saya,kami sering mengunakan untuk operasional.Nah,waktu saya digantikan sebagai kepala sekolah memang ada beberapa alat yang hanyut dibawah air seperti tali mesin Johnson dan jerigen,sehingga yang tersisah perahu motor tempel dan mesinya itu yang saya amankan.

Sekarang yang dituntut oleh pelaku(kepsek)yakni harus semuanya lengkap.Dan bagi saya,tidak masalah yang terpenting dibicarakan secara baik baik.

Nah. titik puncaknya hari Kamis,ada beberapa masyarakat kampung menghadap kepala sekolah(pelaku-red)di Bina Desa,mereka mengatakan bahwa menurut mantan Kepsek(korban)yang bertangungjawab adalah Kepsek baru.Namun menurut korban,maksud dia adalah saat ini perahu motor tempel dipakai Kepsek baru sehingga apa salahnya mereka yang mengantikan alat alat tersebut,tetapi jika harus ia yang mengantikan maka harus dibicarakan dengan baik bukan dengan kekerasan.

Selanjutnya oknum kepala Sekolah tersebut dengan beberapa orang kampung ke rumah saya di SP 4.Saat mereka di rumah,saya sudah jelaskan tetapi pelaku tidak terima dan membantahnya dengan suara keras,dan saat dipersilahkan masuk dalam rumah,pelaku mendorong dan mencekik saya sampai terluka,semuanya terekam di cctv”tegas korban

Dengan kejadian tersebut,korban melaporkan ke Polpos Manimeri namun karena korban menolak jalan damai,akhirnya kasus dugaan penganiayaan resmi dilaporkan di SPKT Polres Teluk Bintuni.

Maka saya ingin tegaskan beberapa hal,Pertama : penganiayaan atau pemukulan diduga sudah direncanakan oleh pelaku,karena saat pelaku ke tempat saya dan saat ditanyakan malah mengeluarakan suara keras dan saat masuk rumah mendorong dan hendak memukul

Kedua,Saya tidak memiliki persoalan pribadi dengan pelaku dan kalau pelaku merasah ada masalah harus dibicarakan dengan baik,apalagi pelaku merupakn Kepala Sekolah yang berlatarbelakang  Guruh Agama.

Tiga,kejadian ini membuat keluarga takut dan trauma serta bisa saja pelaku mengulangi perbuatanya sehingg keluarga minta kasus ini di proses dan pelaku segera diamankan

Dan ke-empat,korban bersam keluarga menyampaikan terima kasih kepada Kapolres,Kasat Reskrim,anggota SPKT dan Polpos Manimeri yang cepat merespon masalah ini”tutup korban.

Sementara itu istri korban menegaskan,ia tidak terima suaminya diperlakukan seperti itu dihadapan anak anaknya.Dan ini juga masuk dalam kategori pencemaran nama baik,apalagi saat kejadian banyak orang yang datang berbelanja di kiosny.

Dan saya menduga pelaku merencanakan penganiayaan ini,ini bisa dibuktikan saat pelaku ke rumah dengan membwah sekitar 6 orang,kalau pelaku sendiri tidak mungkin berani melakukan penganiayaan”ujarnya(pw)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.